Pendidikan Islam Kini ........!
Sungguh suatu fenomena yang cukup memprihatinkan dimana aturan - aturan dasar yang memang diharuskan untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan ini mulai ditinggalkan. Usaha untuk menyiapkan diri agar memahami (knowing), melaksanakan (doing), dan mengamalkan (being) ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT berakhalak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dewasa ini nampaknya sudah menjadi hal yang basi , kuno, bahkan tidak sedikit remaja saat ini yang menganggap bahwa mereka yang mengamalkan perintah Allah Subhanahu wata'ala sebagai manusia yang kolot , ketinggalan zaman , lebay , alay , sok suci.
Pendidikan agama islam yang ada saat ini pun diarahkan menjadi sekadar hafalan atau pengetahuan semata dan bukannya diterapkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari - hari. Pendidikan agama tidak sekadar berhenti pada sifat-sifat ritual dan ajaran pemahaman, namun mustinya lebih berorientasi kepada pengamalan.
Agama kini hanya menjadi sebuah simbol atau icon tertentu yang melekat pada diri seseorang tanpa dibarengi oleh sikap dan perbuatan yang terdapat dalam kitab suci ajaran / agama tersebut. Perubahan ini terutama terlihat di kalangan kaum muda. Sebagai contoh, di pusat-pusat perkotaan negara-negara yang sedang berkembang, tanda-tanda dari budaya kaum muda yang internasional amat menonjol. Dengan semangat mereka melahap, musik, mode, gaya hidup, dll. sehingga gaya hidup internasional itu dipraktikkan dan dijadikan tuntunan.
Teknik informasi yang canggih telah mengakibatkan penyebaran segala informasi baru yang amat luas dan cepat. Segala informasi tak bisa lagi dibatasi secara lokal tetapi dengan sangat cepat menyebar ke seluruh dunia terjadi dengan kecepatan luar biasa. Jaringan informasi supercepat, satelit , jaringan telepon, sistem transmisi digital berkecepatan tinggi, jaringan tanpa kabel, telepon mobil, telepon seluler dan internet yang semakin menggila. Perkembangan pesat ini membawa perubahan-perubahan sosial yang sangat dahsyat, yang mencakup lembaga-lembaga kemasyarakatan, sistem sosialnya dan termasuk nilai-nilai, sikap dan pola-pola kehidupan manusia yang berobah.
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terjebak di dalam hal ini yang akhirnya mulai meragukan keberadaan Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kegairahan akan hidup yang materialistis telah merubah dari “sekedar bertahan hidup” dalam rangka untuk mencari bekal menuju kehidupan yang selanjutnya beralih ke gaya hidup konsumtif dan berlebihan, dan menjadikan kekayaan sebagai lambang kesuksesan yang universal. Serta tidak sedikit dari mereka yang menjadikan kekayaan sebagai tolah ukur keberhasilan dalam agama, sehingga orang yang sukses, kaya , dianggap sebagai orang yang dekat dengan Tuhan.
Hal tersebut semakin jelas bahwa kehidupan beragama sekarang (zaman ini) lebih berorientasi kepada hasil duniawi adalah ketika bermunculan ahli shadaqah agar semakin kaya, cinta harta dan takut mati, anggapan bahwa seseorang sukses karena Ilmu yang dimilikinya. serta penyakit - penyakit kronis duniawi lainnya yang sejatinya telah menimpa umat - umat terdahulu kini seakan bermunculan kembali dan bahkan boleh dibilang lebih parah di zaman ini.
Wallahu A'lam
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terjebak di dalam hal ini yang akhirnya mulai meragukan keberadaan Tuhan Pencipta Alam Semesta. Kegairahan akan hidup yang materialistis telah merubah dari “sekedar bertahan hidup” dalam rangka untuk mencari bekal menuju kehidupan yang selanjutnya beralih ke gaya hidup konsumtif dan berlebihan, dan menjadikan kekayaan sebagai lambang kesuksesan yang universal. Serta tidak sedikit dari mereka yang menjadikan kekayaan sebagai tolah ukur keberhasilan dalam agama, sehingga orang yang sukses, kaya , dianggap sebagai orang yang dekat dengan Tuhan.
Hal tersebut semakin jelas bahwa kehidupan beragama sekarang (zaman ini) lebih berorientasi kepada hasil duniawi adalah ketika bermunculan ahli shadaqah agar semakin kaya, cinta harta dan takut mati, anggapan bahwa seseorang sukses karena Ilmu yang dimilikinya. serta penyakit - penyakit kronis duniawi lainnya yang sejatinya telah menimpa umat - umat terdahulu kini seakan bermunculan kembali dan bahkan boleh dibilang lebih parah di zaman ini.
Wallahu A'lam
0 komentar:
Post a Comment