Sifat Wajib Allah Swt III (baqa)

Pada Dasarnya Ilmu Tauhid (Aqidah/Iman) adalah hal yang harus dipelajari dipelajari lebih dulu sebelum kita mempelajari/melakukan ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya. Bagaimana kita bisa tergerak untuk melakukan ibadah jika dalam hati kita tidak ada iman? Bagaimana kita bisa ikhlas dan khusyuk beribadah jika kita tidak tahu/tidak yakin akan Allah SWT dan sifat-sifatNya?

Allah SWT Berfirman :  
Ayat Kursi
  
اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَلا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (٢٥٥)

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[**] Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar.

[**] Kursi dalam ayat ini oleh sebagian mufassirin diartikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang mengartikan dengan kekuasaan-Nya.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ () وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabb-mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. “ (QS. Ar-Rahman: 26-27)


هُوَ الْحَيُّ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٦٥)

"Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia; Maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam."

Meyakini sifat sifat Allah SWT adalah sebagian perwujudan dari Rukun Iman yang pertama yakni beriman kepada Allah SWT.  Diantara sifat sifat Wajib Allah SWT adalah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur dan akan kembali kepadaNya. Hanya Allah SWT lah yang kekal.

Sifat wajib Allah swt yang ketiga yaiitu Baqo’ (Kekal) sebagaimana dijelaskan dalam ayat alquran diatas. Tidak mungkin Allah itu Fana’ (Binasa).Allah sebagai Tuhan Semesta Alam itu hidup terus menerus. Kekal abadi dan terus menerus mengurus makhluk ciptaannya. andai kata Allah SWT tidak mempunyai sifat baqa (kekal), bagaimana nasib ciptaannya seperti manusia? siapa yang akan mengurus setiap apa yang ada di langit dan bumi.


Beriman kepada Allah SWT dan yakin bahwa kehidupan di dunia ini suatu saat akan berakhir dan di akhirat nanti masing-masing kita harus mempertanggungjawabkan setiap detik perjalanan hidup di dunia. Dialah satu-satunya pemilik sebagaimana Dia adalah satu-satunya pencipta, demikian juga Dia pengatur satu-satunya yang mengatur segala sesuatu.


cara yang paling mudah dan bahkan dianjurkan adalah dengan merenungkan Tanda-Tanda Kekuasaan Allah


Allah Swt berfirman,


“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergantian malam dan siang, bahtera-bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan (suburkan) bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; (pada semua itu) sungguh terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berakal.” (Al-Baqarah: 164)


Ayat ini mengundang kita berpikir dan merenung tentang sekian banyak hal:


Pertama, berpikir dan merenungkan tentang penciptaan langit dan bumi. Kata [khalq] yang diterjemahkan di atas dengan penciptaan dapat juga berarti pengukuran yang teliti atau pengaturan. Karena itu, di samping makna di atas, ia juga dapat berarti pengaturan sistem kerjanya yang sangat teliti. Yang dimaksud dengan langit adalah benda-benda angkasa seperti matahari, bulan, dan jutaaan gugusan bintang-bintang yang kesemuanya beredar dengan sangat teliti dan teratur.


Kedua, merenungkan pergantian malam dan siang. Yakni perputaran bumi dan porosnya yang melahirkan malam dan siang serta perbedaannya, baik dalam masa maupun dalam panjang serta pendek siang dan malam.


Ketiga, merenungkan tentang bahtera-bahtera yang berlayar di laut, membawa apa yang berguna bagi manusia. Ini mengisyaratkan sarana transportasi, baik yang digunakan masa kini dengan alat-alat canggih maupun masa lampau yang hanya mengandalkan angin dengan segala akibatnya.


Keempat, merenungkan tentang apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, baik yang cair maupun yang membeku. Yakni memperhatikan proses turunnya hujan dalam siklus yang berulang-ulang, bermula dari air laut yang menguap dan berkumpul menjadi awan, menebal, menjadi angin, dan akhirnya turun menjadi hujan, serta memperhatikan pula angin dan fungsinya, yang kesemuanya merupakan kebutuhan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.


Kelima, berpikir tentang aneka binatang yang diciptakan Allah, baik binatang berakal (manusia) atau pun tidak, menyusui, bertelur, melata dan lain-lain.


Pada semua itu sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang berakal.
Sangat disayangkan, bahkan aneh, walau bukti-bukti itu sudah sedemikian nyata, namun masih ada yang mengingkari wujud dan keesaan Allah.

Wallahu'alam



0 komentar:

Design by The Blogger Templates

Design by The Blogger Templates