Antara kebaikan dan keburukan


Jika kita perhatikan hidup ini, maka selalu akan kita dapatkan bahwa jalan kehidupan ini selalu silih berganti antara kebaikan dan keburukan dalam berbagai bentuknya; kadang senang kadang susah, kadang berhasil kadang gagal, kadang bahagia kadang sedih, begitulah seterusnya.

Namun yang perlu kita sadari adalah bahwa semua itu telah Allah tentukan sebagai ujian bagi kita dalam mengemban tugas kita yang paling utama dalam kehidupan, yaitu beribadah kepada-Nya.Dalam al-Quran Allah telah tegaskan hal tersebut: "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)". (QS.al-Anibiya:35)

Jadi, yang namanya ujian bukan saja saat kita terima musibah dan kesulitan, seperti gaji tak lancar, harta benda yang di curi atau tertipu, meninggalnya sanak saudara dan lain sebagainya. Tapi juga saat kita senang dan berhasil; seperti kalau bekerja dapat majikan atau atasan yang baik, harta benda yang semakin bertambah, kesehatan fisik. Itujuga adalah merupakan ujian bagi kita.

Bahkan betapa banyak orang yang di uji dengan penderitaan dan kesulitan lebih tabah dan mampu menjaga dirinya ketimbang diuji dengan kemewahan dan kesenangan.

Saudaraku yang dirahmati Allah,
Jadi sesungguhnya, " siapa kita" di sisi Allah?, bukan ditentukan oleh kebaikan atau keburukan yang kita alami, tapi ditentukan oleh apa sikap yang kita tampilkan ketika itu.
Keburukan yang menimpa kita, bukanlah "keburukan" yang sesungguhnya. Dia baru dikatakan "keburukan" yang sesungguhnya manakala sikap kita ketika itu semakin jauh dari ajaran Allah, karena itu artinya kita " tidak lulus ujian".

Akan tetapi jika kita hadapi dengan sabar, tawakkal dan tetap dekat kepada ajaran Allah sambil mencari penyelesaian terbaik, maka keburukan tersebut sesungguhnya kebaikan yang menjadi tangga bagi kita untuk mencapai derajat yang lebih tinggi.

Sebaliknya dengan kebaikan, diapun tidak serta merta berarti "kebaikan" yang sesungguhnya. Jika kita sikapi dengan kesombongan, menggunakannya pada jalan yang tidak Allah kehendaki, maka kebaikan tersebut sesungguhnya bukan " kebaikan" bagi kita, tapi cepat atau lambat, dia akan menjadi sumber bencana bagi kehidupan kita.

Sebaliknya, jika dia disikapi dengan rasa syukur, rendah hati dan menggunakannya pada jalan yang disyariatkan, maka kebaikan seperti itulah yang sesungguhnya dikatakan kebaikan dalam hidup kita, itu berarti kita "telah lulus ujian".

Semoga kita termasuk orang-orang yang lulus ujian dalam kehidupan ini.

0 komentar:

Design by The Blogger Templates

Design by The Blogger Templates