Tobat I Bertaubat I Istighfar I Allah Maha Pengampun
Mungkin bagi sebagian orang pada usia remaja dianggap terlalu dini dalam memahami berbagai makna hidup, dengan jiwa yang masih labil dimana tingkat keimanan dan keislaman seseorang seringkali naik dan turun, Orang yang shaleh (kyai, ustadz, dll) bukanlah manusia ang sama sekali tidak berbuat kesalahan, akan tetapi segera menyadari kesalahan dan memperbaiki diri dan teguh hati dan tidak akan mengulangi kesalahan. Taubat kepada allah artinya kembali ke jalan yang di ridhoi NYA sesuai dengan tuntuna yang telah diajarkan oleh Rosulullah.
Segera bertaubat (dengan niat tobat yang sebenar-benarnya) adalah perkara yang sungguh sangat mudah untuk di ucapkan dan atau di ikrarkan, akan tetapi pada pelaksanaannya tidak jarang Taubat hanya sebagai Ungkapan yang tiada berbekas dan pemanis lidah saja.
Tobat atau Taubat dari segala dosa hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim. didalam kitab Riyadhus Shalihin terdapat dua kategori tobat atau taubat dari Dosa.
1. Tobat dari maksiat atau dosa yang pertama adalah dalam rangka hubungan manusia dengan sang Pencipta, terdapat tiga syarat utama yang harus dilaksanakan :
Firman Allah Swt :
"dan hendaklah kamu meminta ampun (membaca istighfar) kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya" (huud:3)
Segera bertaubat (dengan niat tobat yang sebenar-benarnya) adalah perkara yang sungguh sangat mudah untuk di ucapkan dan atau di ikrarkan, akan tetapi pada pelaksanaannya tidak jarang Taubat hanya sebagai Ungkapan yang tiada berbekas dan pemanis lidah saja.
Tobat atau Taubat dari segala dosa hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim. didalam kitab Riyadhus Shalihin terdapat dua kategori tobat atau taubat dari Dosa.
1. Tobat dari maksiat atau dosa yang pertama adalah dalam rangka hubungan manusia dengan sang Pencipta, terdapat tiga syarat utama yang harus dilaksanakan :
- Harus Segera menghentikan Maksiat (perbuatan dosa) yang pernah dilaksanakan.
- Harus Menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilaksanakan
- Bersungguh sungguh dalam niat untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat itu.
- Menyelesaikan urusan dengan orang yang berhak di mintai maaf / atau jika dosa tersebut berkenaan dengan suatu barang maka harus mengembalikan apa yang seharusnya dikembalikan.
Firman Allah Swt :
"dan hendaklah kamu meminta ampun (membaca istighfar) kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya" (huud:3)
Abu Hurairah ra berkata : saya teleh mendengar Rosulullah saw bersabda : Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar (minta ampunan) dan bertobat kepada Allah swt, tiap hari lebih dari tujuh puluh kali (H.R. Bukhari)
Dalam riwayat lain disebutkan Al - Gharr bin Jasar al muzany r.a berkata : Rosulullah saw bersabda : Hai Sekalian Manusia, bertobatlah kamu kepada Allah, dan Istighfarlah (mintalah ampunan) kepada Nya, maka sungguh saya bertobat membaca istighfar setiap hari seratus kali.
Istighfar sebagai suatu amalan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memiliki pengertian yakni pengakuan sebagai hamba yang lemah disamping pengakuan terhadap kebesaran Allah swt dan kekuasaanNya yang mutlak dan tidak terbatas.
Betapa tinggi nilai beristighfar sehingga merupakan satu kewajiban sekaligus kebutuhan seorang hamba karena secara fithrah memang manusia tidak akan bisa mengelak dari melakukan dosa dan kesalahan sepanjang hidupnya.
Al Kisah : pada umat yang terdahulu, seseorang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, kemudian ia ingin bertaubat, maka berjalanlah ia mencari seseorang yang alim yang dianggap pantas untuk dimintai nasehat. suatu ketika bertemulah orang tersebut dengan seorang pendeta dan menceritakan perbuatannya yang telah membinasakan / membunuh sembilan puluh sembilan jiwa,
Pembunuh : Wahai Pendeta saya telah membunuh sebanyak sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan untuk bertaubat menurut agama mu?
Pendeta : Tidak ada (jawab pendeta)
Mendengar jawaban tersebut dan tidak adanya kesempatan untuk bertobat maka pendeta itupun dibunuhnya juga, dan genaplah dia telah membunuh seratus orang.
Kemudian ia melanjutkan perjalannya mencari orang alim, disuatu desa bertemulah dia dengan orang alim lainnya serta menjelaskan niat nya ingin bertobat dari segala perbuatan yang telah dilakukkannya.
Pembunuh : saya telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk bertobat ..?
Orang Alim : ya ada , (jawab orang alim) siapakah yang dapat menghalangi mu untuk bertobat, sedangkan Allah swt maha pengampun, pergilah ke dusun itu karena disana banyak orang yang taat kepada Allah, maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu.
mendengar jawaban orang alim tersebut berjalanlah penjahat tadi ke suatu dusun yang telah di tunjukkan oleh orang alim, akan tetapi tatkala di tengah perjalanan, sebelum sempat pembunuh itu sampai di dusun tempat orang orang alim dan bertaubat, mendadak ia meninggal.
Terjadi perdebatan antara malaikat rahmat dan malaikat siksa, tentang siapa yang berhak memegang ruh penjahat tersebut.
Berkata malaikat rahmat : Ia telah menempuh jalan untuk berotbat kepada Allah swt dengan sepenuh hatinya.
Malaikat siksa : ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali.
ditengah perdebatan tersebut datanglah seorang malaikat berupa manusia yang diutus untuk dijadikan juri diantara mereka, maka ia berkata : Ukur saja antara dua dusun yang ditinggalkan dan yang dituju, maka kemana ia lebih dekat masukkanlah ia kepada golongan itu.
setelah diukur didapatkan jenazah pembunuh tadi lebih dekat kepada dusun yang ia tuju (tempat ia ingin bertobat) maka dipegang ruh nya oleh malaikat Rahmat.
Kisah diatas memberikan kita sebuah gambaran Maha Luas Ampunan Allah Swt, bahkan kepada orang yang belum sempat bertobat akan tetapi karena Niat nya yang sungguh sungguh ingin bertobat dan mohon ampunan Allah SWT, ia mendapatkan Rahmat dan Ampunan serta tempat yang lebih baik.
Sebesar apapun Dosa dan Maksiat yang telah kita perbuat, Pintu Rahmat Dan Taubat akan tetap Terbuka bagi mereka yang benar benar ingin bertaubat dan memohon ampunan
Wallahu'alam
Al Kisah : pada umat yang terdahulu, seseorang telah membunuh sembilan puluh sembilan jiwa, kemudian ia ingin bertaubat, maka berjalanlah ia mencari seseorang yang alim yang dianggap pantas untuk dimintai nasehat. suatu ketika bertemulah orang tersebut dengan seorang pendeta dan menceritakan perbuatannya yang telah membinasakan / membunuh sembilan puluh sembilan jiwa,
Pembunuh : Wahai Pendeta saya telah membunuh sebanyak sembilan puluh sembilan jiwa apakah ada jalan untuk bertaubat menurut agama mu?
Pendeta : Tidak ada (jawab pendeta)
Mendengar jawaban tersebut dan tidak adanya kesempatan untuk bertobat maka pendeta itupun dibunuhnya juga, dan genaplah dia telah membunuh seratus orang.
Kemudian ia melanjutkan perjalannya mencari orang alim, disuatu desa bertemulah dia dengan orang alim lainnya serta menjelaskan niat nya ingin bertobat dari segala perbuatan yang telah dilakukkannya.
Pembunuh : saya telah membunuh seratus orang apakah ada jalan untuk bertobat ..?
Orang Alim : ya ada , (jawab orang alim) siapakah yang dapat menghalangi mu untuk bertobat, sedangkan Allah swt maha pengampun, pergilah ke dusun itu karena disana banyak orang yang taat kepada Allah, maka berbuatlah sebagaimana perbuatan mereka dan jangan kembali ke negerimu.
mendengar jawaban orang alim tersebut berjalanlah penjahat tadi ke suatu dusun yang telah di tunjukkan oleh orang alim, akan tetapi tatkala di tengah perjalanan, sebelum sempat pembunuh itu sampai di dusun tempat orang orang alim dan bertaubat, mendadak ia meninggal.
Terjadi perdebatan antara malaikat rahmat dan malaikat siksa, tentang siapa yang berhak memegang ruh penjahat tersebut.
Berkata malaikat rahmat : Ia telah menempuh jalan untuk berotbat kepada Allah swt dengan sepenuh hatinya.
Malaikat siksa : ia belum pernah berbuat kebaikan sama sekali.
ditengah perdebatan tersebut datanglah seorang malaikat berupa manusia yang diutus untuk dijadikan juri diantara mereka, maka ia berkata : Ukur saja antara dua dusun yang ditinggalkan dan yang dituju, maka kemana ia lebih dekat masukkanlah ia kepada golongan itu.
setelah diukur didapatkan jenazah pembunuh tadi lebih dekat kepada dusun yang ia tuju (tempat ia ingin bertobat) maka dipegang ruh nya oleh malaikat Rahmat.
Kisah diatas memberikan kita sebuah gambaran Maha Luas Ampunan Allah Swt, bahkan kepada orang yang belum sempat bertobat akan tetapi karena Niat nya yang sungguh sungguh ingin bertobat dan mohon ampunan Allah SWT, ia mendapatkan Rahmat dan Ampunan serta tempat yang lebih baik.
Sebesar apapun Dosa dan Maksiat yang telah kita perbuat, Pintu Rahmat Dan Taubat akan tetap Terbuka bagi mereka yang benar benar ingin bertaubat dan memohon ampunan
Wallahu'alam
0 komentar:
Post a Comment