Wahyu Setelah Rasulullah?

Masihkah ada wahyu setelah wafatnya Rasulullah Saw.?


Jika disuguhi oleh pertanyaan yang demikian 90% orang akan menjawab Tidak ada! Dengan Alasan karena beliau adalah nabi dan rasul terakhir! seperti yang telah telah dijelaskan dalam alquran bahwa Nabi Muhammad Saw adalah Khatamin Nabiyyin :
Firman Allah Swt :


مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا (٤٠

"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu [Nabi Muhammad s.a.w. bukanlah ayah dari salah seorang sahabat]., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu"

Tergesa-gesa dalam memberi jawaban, sering mengakibatkan kurang lengkapnya sebuah jawaban, Apalagi bila tidak didahului oleh kecermatan dan ketelitian. sebelum menjawab tentang adakah wahyu setelah Rosulullah Saw, terlebih dahulu kita uraikan tentang apa wahyu, dan macam macam wahyu menurut alquran.

"Wahyu adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus diberikan kepada orang tertentu tanpa diketahui orang lain." yang Etimologinya berasal dari kata kerja bahasa Arab وَحَى (waḥā) yang berarti memberi wangsit, mengungkap, atau memberi inspirasi.

Wahyu adalah rahasia antara yang memberinya dengan yang menerimanya. Substansi maupun proses penerimaan wahyu itu pun bersifat sangat rahasia. Allah berfirman dalam Surah Al Mukmin ayat 15 :


رَفِيعُ الدَّرَجَاتِ ذُو الْعَرْشِ يُلْقِي الرُّوحَ مِنْ أَمْرِهِ عَلَى مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ لِيُنْذِرَ يَوْمَ التَّلاقِ (١٥

"(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai 'Arsy, Yang mengutus Jibril dengan (membawa) perintah-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat). "

Dalam syariat Islam, wahyu adalah qalam atau pengetahuan dari Allah, yang diturunkan kepada seorang nabi atau rasul dengan perantara malaikat ataupun secara langsung. Prosesnya datangnya wahyu bisa melalui suara, berupa firman dan atau melalui mimpi.

Firman Allah Swt :

إِنَّا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ كَمَا أَوْحَيْنَا إِلَى نُوحٍ وَالنَّبِيِّينَ مِنْ بَعْدِهِ وَأَوْحَيْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأسْبَاطِ وَعِيسَى وَأَيُّوبَ وَيُونُسَ وَهَارُونَ وَسُلَيْمَانَ وَآتَيْنَا دَاوُدَ زَبُورًا (١٦٣
"Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud"
Selanjutnya penggolongan wahyu dapat dibagi menjadi dua macam:

Yang pertama dinamakan  Wahyu syar’i, yaitu wahyu syariat yang diturunkan kepada para nabi yang mengemban amanat syari’at atau hukum yang diperuntukkan umat manusia.
Wahyu syar'i hanya diturunkan kepada Para Nabi dan atau Rosul yang peruntukkan bagi umat manusia dalam rangka beribadah kepada Allah swt.

Yang kedua dinamakan Wahyu ghairu-syar’i, yang diberiklan kepada hamba-hamba pilihan-Nya untuk member kepada mereka kerenteraman batin atau memperteguh iman semata berupa nubuatan-nubuatan atau kabar gaib mengenai masa depan dirinya, keluarganya, dan bahkan kaumnya sebagai ciri yang menandakan adanya hubungan dengan dan menunjukkan kebesaran Tuhan.

Wahyu Ghairu Syar'i atau yang biasa disebut ilham tidak ada batasan ruang maupun waktu Allah Swt  memberi wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Contoh wahyu yang selanjutnya cukup disebut ilham ini seperti yang diwahyukan Allah kepada lebah untuk membuat sarang di bukit, di pohon kayu dan di tempat yang dibikin manusia. 
Allah swt berfirman : "  
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ (٦٨)
"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia”.

Pemberian wahyu ini terjadi tanpa melalui mala’ikat Jibril atau mala’ikat yang lain, melainkan secara langsung dari Allah kepada lebah. Wahyu ilham dapat juga diberikan kepada manusia biasa yang bukan rasul, nabi ataupun wali.  Contohnya ketika Allah mewahyukan kepada ibu Nabi Musa As. untuk menyusuinya. Allah berfirman : " 
 
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلا تَخَافِي وَلا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ (٧

"dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa; "Susuilah Dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya Maka jatuhkanlah Dia ke sungai (Nil). dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena Sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan men- jadikannya (salah seorang) dari Para rasul."

Pembahasan Mengenai Wahyu Syar'i sudah jelas dan tidak bisa di ubah lagi bahwa Muhammad SAW adalah penerima wahyu yang terakhir, yang seyogyanya menjadi pertanyaan dan patut untuk dibahas berkenaan dengan adanya klaim dan atau pernyataan dari warga Ahmadiyah adalah wahyu ghairu Syar'i. 

Lebih lanjut Wahyu Ghairu Syar'i dibagi menjadi 3 macam :
1. Seperti yang telah admin uraikan sedikit diatas wahyu ghairu Syar'i yang pertama disebut wahyu Ilham.pengertian dan contoh dari Ilham seperti yang telah admin jelaskan diatas.
2. Wahyu Ghairu Syar;i yang kedua adalah Wahyu Manan
Yaitu mimpinya orang shalih, dalam keadaan itu dimana ia (orang shalih) menerima wahyu berupa perintah ataupun kabar dari Allah, baik melalui prantara atau tidak. Mimpi ini dinamakan wahyu juga sebab adanya rahasia antara sang pemberi dengan yang menerimanya. Wahyu manam ini tidak terputus dengan wafatnya Rasulullah Saw. sebab masih banyak orang-orang shalih yang menerima wahyu berupa ilham dalam mimpi mimpi mereka.

Sebagian Ulama seringkali mengajurkan kita untuk shalat hajat, tahajjud atau yang seringkali dianjurkan adalah shalat Istiharah yang dilakukan ketika sesuorang ragu dalam memilih dua perkara atau lebih untuk meminta petunjuk Allah Swt. bagi mereka yang melakukan shalat istiharah sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan Oleh Rosulullah Saw, Insya Allah akan mendapatkan Wahyu baik secara langsung ataupun tidak, baik melalui mimpi atau isyarat dan atau kejadian kejadian tertentu.

3. Wahyu yang berasal dari setan

Firman Allah Swt :

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (١١٢)
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka mewahyukan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

Jenis wahyu yang ketiga ini adalah termasuk dalam kategori wahyu Mursal yang mana wahyu tersebut bukan berasal dari Allah Swt, akan tetapi berasal dari Syaitan / syaithon / Setan , dalam rangka untuk menipu manusia agar terjerumus kedalam kesesatan.

Tidak sedikit dari umat islam yang terjerumus kedalam kesesatan oleh sebab wahyu mursal yang berasal dari setan ini, telah banyak kisah-kisah terdahulu dalam kitab kitab islam yang menceritakan hal ini.

Lantas Bagaimana tentang ajaran ahmadiyah ...? Benarkah Mirza Ghulam Ahmad menerima wahyu ...?

jawabannya adalah Tergantung dari Jenis wahyu yang diterima oleh MGA, termasuk wahyu dalam kategori pertama , kedua atau bahkan yang ketiga, dan yang mengetahui hal tersebut Hanyalah Allah Swt yang maha mendengar lagi maha mengetahui.

Sebagai Umat Islam yang Beriman Dan Bertaqwa bukanlah tugas kita untuk menyalahkan atau membenarkan tentang hal tersebut, apalagi menghakimi nya, tetaplah berpegang teguh kepada Sumber dari segala sumber hukum islam yakni Alquran dan tetap menjalankan tugas kita sebagai Khalifah di muka bumi dengan mengerjakan perintah Allah Swt dan Menjauhi larangan Nya. seperti yang telah kami Uraikan dalam Catatan : Benarkah Mirza Ghulam Ahmad menerima Wahyu..? .

Wallahu'alam.

1 komentar:

Anonymous said...

sebagai seorang muslim segala sesuatunya kita kembalikan pada fitrah ajaran islam ya itu al quran. Yang padanya telah ALLAh janjikan bahwa al quran tidak akan berubah sampai hari akhir. Dan kita hrs waspada terhadap bisikan2 setan kedalam hati kita. Karna setan akan terus menggoda dan menyesatkan kita dengan berbagai mcm cara. Bahkan nabi Adam yg telah benar2 merasakan kehidupan di syurga,dan benar telah mendengar langsung perintah dan larangan ALLAH bisa terpedaya oleh bujuk rayu setan. Sehinga dia diusir dr syurga. Dan sesungguhnya AL QUR'AN ADALAH BENAR2 BERASAL DARI ALLAH. Dan semoga kita tidak termasuk golongan orang yg tersesat lagi dimurkai ALLAH.
Kurang lebihnya mohon maaf, yg benar itu hanya dr ALLAH dan apabila ada salah2 kata itu dr hamba pribadi yg msh belajar,dan hamba mohon ampunan pada ALLAH,juga mohon maaf pada pembaca yg budiman.

Design by The Blogger Templates

Design by The Blogger Templates